Anggota
kelompok:
1.
16513038, Randi Chilyon Alfianto
2.
16513134, Lenny Putri Yulianti
3.
16513188, Alyssa Diva Mustika
4.
16513218, Taufiq Abdullah Salim
5.
16513254, Riyani Prima Dewi
SOLUSI ALTERNATIF PERMASALAHAN SAMPAH DI
PASAR SIMPANG DAGO
I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Istilah
sampah pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita. Jika mendengar istilah
sampah, pasti yang terlintas dalam benak kita adalah setumpuk limbah yang
menimbulkan aroma busuk yang sangat menyengat. Sampah diartikan sebagai
material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses yang
cenderung merusak lingkungan di sekitarnya (dikutip daripermasalahansampah.blogspot.com/?m=1).
Unsur-unsur
yang mempengaruhi bertambahnya jumlah sampah adalah aktivitas manusia,
jumlah/kepadatan penduduk, dan sistem pengelolaan sampah. Pertama, sampah
disebabkan oleh aktivitas manusia. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan
tingkat konsumsi kita terhadap barang atau material yang kita gunakan
sehari-hari. Selain itu, jenis sampah (organik atau anorganik) juga
mempengaruhi pengelolaan sampah. Kedua, jumlah/kepadatan penduduk. Laju
pertumbuhan penduduk yang semakin pesat di kota-kota besar, khususnya Bandung
juga menyebabkan peningkatan dari jumlah sampah. Ketiga, sistem pengelolaan
sampah. Sistem pengelolaan sampah, khususnya di kota Bandung juga perlu
mendapat perhatian khusus. Timbunan sampah yang semakin luas, terbatasnya lahan
yang akan difungsikan sebagai tempat pengolahan sampah menjadi aspek yang perlu
diperhatikan. Problematika seperti ini timbul karena tidak seimbangnya produksi
sampah dengan pengolahannya dan semakin menurunnya daya dukung alam sebagai
tempat pembuangan sampah.
Dari
unsur-unsur yang telah disebutkan, kami memutuskan untuk melakukan penelitian
pengelolaan sampah di Pasar Simpang Dago, Bandung. Kondisi yang terlihat di
sekitaran Pasar Simpang Dago adalah aroma tidak sedap yang ditimbulkan dari
sampah, tempat yang sesak, dan kotornya Pasar Simpang Dago. Oleh karena itu,
kami memutuskan untuk menganalisis penyebab permasalahan sampah di Pasar
Simpang Dago dan mencarikan solusi alternatifnya dalam penelitian yang berjudul
‘Solusi Alternatif Permasalahan Sampah di Pasar Simpang Dago’.
B. Rumusan Masalah
1. Apa penyebab masalah sampah
terjadi di Pasar Simpang Dago?
2. Apa saja dampak yang
ditimbulkan sampah bagi masyarakat di sekitar Pasar Simpang Dago?
3. Bagaimana peran serta
masyarakat sekitar Pasar Simpang Dago dalam mengelola sampah?
4. Apa solusi yang tepat dan
inovatif dari permasalahan sampah di Pasar Simpang Dago?
C. Tujuan
1. Mengetahui penyebab masalah
sampah terjadi di Pasar Simpang Dago.
2. Mengetahui dampak yang
ditimbulkan sampah bagi masyarakat di sekitar Pasar Simpang Dago.
3. Mengetahui peran serta
masyarakat sekitar Pasar Simpang Dago dalam mengelola sampah.
4. Mendapatkan solusi yang
tepat dan inovatif dari permasalahan sampah di Pasar Simpang Dago.
II. PENGUMPULAN DATA
A. Metode Pengumpulan Data
Metode
pengumpulan data yang akan kami lakukan adalah dengan metode kualitatif, yaitu:
1. Observasi
Observasi
dilakukan dengan mengunjungi tempat yang diidentifikasi memiliki pengelolaan
sampah yang kurang baik. Tempat yang kami pilih adalah di Pasar Simpang Dago,
Bandung. Kami memotret bukti-bukti real dari pengelolaan sampah yang kurang
baik tersebut dengan menggunakan handphone.
2. Wawancara
Wawancara
dilakukan di Pasar Simpang Dago. Kami mewawancarai dua orang, yaitu tukang
reparasi arloji dan tukang parkir. Alat yang digunakan adalah handphone untuk
merekam hasil wawancara.
Berikut
adalah dokumentasi dari wawancara.
Narasumber pertama adalah tukang reparasi arloji, yaitu
Bapak Robi. Berikut adalah
dokumentasi dengan Bapak Robi.
Narasumber
kedua adalah tukang parkir, yaitu Bapak Gugun. Berikut adalah dokumentasi
dengan Bapak Gugun.
B. Kriteria untuk Perancangan
Perancangan
jadwal untuk penelitian:
a. Berkumpul di Amphiteater
pukul 07.00 WIB.
b. Menyelesaikan bab
Pendahuluan pukul 07.30-08.30 WIB.
c. Mengunjungi tempat
observasi di Pasar Simpang Dago dan mengumpulkan data pukul 10.30-11.30 WIB.
d. Menyelesaikan bab
Pengumpulan Data, Analisa, dan Kesimpulan pukul 11.30-14.00 WIB.
C. Kendala
Kendala
yang kami dapatkan selama melakukan penelitian adalah penyesuaian jadwal yang
terbatas, menemukan orang yang bersedia diwawancarai, dan pemilihan
tempat observasi strategis yang memiliki masalah pengolahan sampah.
III. ANALISA
A. Metode untuk Mencapai
Tujuan
Metode
yang akan kami lakukan dalam mencapat tujuan adalah sebagai berikut.
1. Pengumpulan data
Pengumpulan
data ini dilakukan untuk mengetahui penyebab masalah sampah terjadi di Pasar
Simpang Dago, dampak yang ditimbulkan, dan peran masyarakat dalam pengelolaan
sampah.
- Analisis terhadap lokasi di
Pasar Simpang Dago
Dari
pengamatan yang dilakukan di Pasar Simpang Dago terlihat bahwa terdapat banyak
sekali sampah di depan area pasar. Karena sampah-sampah ini Pasar Simpang Dago
terlihat kotor dan tidak sehat. Karena banyaknya sampah yang menumpuk
dimana-mana juga menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga orang-orang yang
lewat pun akan merasa kurang nyaman. Namun, meskipun sampah-sampah yang
menumpuk dan bau tidak sedap ini warga masih tetap banyak yang mengunjungi
Pasar Simpang Dago untuk membeli makanan dan kebutuhan hidup lainnya. Kemungkinan
hal ini terjadi karena mereka sebagian besar sudah terbiasa dengan kotornya dan
baunya tempat ini sehingga terlihat sudah tidak terlalu terganggu.
- Analisis narasumber 1,
yaitu Bapak Robi, tukang reparasi arloji.
Bapak
Robi telah bekerja sebagai tukang reparasi arloji di Pasar Simpang Dago sejak
tahun 2000. Menurut keterangan Bapak Robi, masalah sampah sudah lama terjadi,
bahkan sebelum bapak Robi bekerja di Pasar Simpang Dago. Penyebab dari masalah
sampah adalah karena seluruh masyarakat di Simpang Dago membuang sampah di
Pasar Simpang Dago dan tempat pembuangan sampah yang masih sedikit. Dampak yang
dirasakan oleh para penjual dan masyarakat di sekitaran Pasar Simpang Dago
adalah kotornya pasar dan jalanan yang macet karena timbunan sampah terkadang
diletakkan di tengah jalan. Masyarakat di Dago belum memiliki solusi untuk
permasalahan sampah. Pada tahun 2009, para pengelola sampah pernah berinisiatif
membuang sampah dengan menggunakan mobil keliling. Akan tetapi, lama kelamaan
sampah jadi ditumpuk di tengah jalan. Hal ini menjadi keresahan bagi para
penjual di Pasar Simpang Dago. Harapan dari Bapak Robi adalah agar sampah
ditimbun atau dikumpulkan di tempat khusus, bukan di depan pasar, agar tidak
menggangu jalan dan tidak menyebabkan macet.
- Analisis narasumber 2,
yaitu Bapak Gugun, tukang parkir.
Bapak
Gugun telah bekerja sebagai tukang parkir di Pasar Simpang Dago sejak tahun
2000. Menurut keterangan Bapak Gugun, masalah sampah terjadi jika ada masalah
dengan para petugas yang mengambil sampah, contoh ketika terjadi longsor di
sekitaran Dago. Pada saat longsor, tidak ada petugas sampah yang mengambil
sampah sehingga menimbulkan bau dan kemacetan. Dampak yang ditimbulkan dari
penumpukan sampah di Pasar Simpang Dago adalah terlihat kotor dan bau. Peran
masyarakat yang sudah dilakukan adalah dengan adanya petugas sampah yang
membuang sampah dengan mobil atau gerobak. Cara kerja dari petugas sampah
adalah peletakan sampah di Pasar Simpang Dago pada pagi, siang, dan malam hari.
Selanjutnya, akan diangkut sekali pada malam hari. Harapan dari Bapak Gugun
adalah peningkatan kualitas kerja dari petugas sampah agar lebih tepat waktu
dan adanya penambahan armada petugas sampah.
2. Melakukan diskusi bersama.
Diskusi
dilakukan di CC Barat Institut Teknologi Bandung. Hal-hal yang didiskusikan
adalah mengenai solusi-solusi alternatif yang dapat diterapkan untuk mengurangi
pengelolaan sampah di Pasar Simpang Dago, Bandung.
B. Cara Menghasilkan Solusi
Alternatif
Solusi
yang didapatkan melalui diskusi bersama adalah sebagai berikut.
1. Untuk jangka panjang, bisa
dikembangkan robot pengelolaan sampah. Prinsip kerja dari robotnya adalah
mendeteksi adanya sampah dengan alat sensorik yang ditanamkan dalam robot, selanjutnya
sampah akan diambil dengan cara seperti penyedotan debu atau penggunaan tangan
dari robot itu sendiri.
2. Pemerintah dapat melakukan
suatu usaha untuk mengajak para warga yang tinggal di sekitar Pasar Simpang
Dago untuk bersama-sama membersihkan daerah sana. Karena itu, perlu adanya
koordinasi antara warga, petugas kebersihan, dan pemerintah sehingga kegiatan
kerja bakti tersebut dapat terwujud dan berjalan dengan lancar. Setelah
dilakukan kerja bakti, untuk membersihkan daerah tersebut, kita dapat mencari
tempat alternatif baru sebagai tempat pembuangan sampah baru yang tidak
menganggu warga dan para pengguna jalan. Tempat alternatif yang disarankan
adalah tempat yang luas, jauh dari pemukiman, dan sekaligus menjadi tempat yang
strategis untuk daur ulang sampah.
3. Pendirian organisasi atau wadah untuk
pengelolaan sampah. Anggotanya terdiri dari orang-orang yang memiliki
kepedulian terhadap sampah dan memiliki kreativitas untuk mendaur ulang sampah.
Organisasi atau wadah tersebut dapat berkoordinasi dengan para petugas sampah
sehingga sampah-sampah yang ada di Pasar Simpang Dago tidak terbuang dengan
percuma dan dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
4. Membuat mobil pengolah sampah. Prinsip
kerjanya adalah awalnya sampah dipilah menjadi beberapa bagian, seperti sampah
organik, kertas, plastik, dan besi. Selanjutnya, disiapkan empat mobil pengolah
sampah-sampah tersebut. Tiap mobil akan mengolah sampah-sampahnya menjadi
produk baru, misalnya mobil pengolah organik menciptakan pupuk, mobil pengolah
kertas akan menghasilkan kertas baru melalui proses peleburan, mobil pengolah
plastik dan besi akan menghasilkan lelehannya untuk diproduksi kembali di
pabrik dan digunakan kembali. Selain mengurangi tumpukan sampah di Pasar
Simpang Dago, pengolahan mobil sampah ini juga lebih efisien karena tidak
memerlukan tempat yang luas.
IV.
KESIMPULAN
1.
Penyebab masalah sampah yang terjadi di Pasar Simpang Dago adalah karena
kurangnya tempat pembuangan sampah, kurangnya armada petugas
kebersihan, dan belum adanya tempat khusus sebagai tempat pengumpulan sampah.
2.
Dampak yang akan ditimbulkan sampah bagi masyarakat di sekitar Pasar Simpang
Dago adalah aroma tidak sedap yang disebabkan oleh sampah dan kemacetan jalan
di depan Pasar Simpang Dago yang disebabkan oleh tumpukan sampah yang terkadang
ditumpuk sampai ke tengah jalan.
3.
Peran serta masyarakat sekitar Pasar Simpang Dago dalam mengelola sampah
terlihat dari adanya petugas kebersihan yang beroperasi menggunakan mobil atau
gerobak pengangkut sampah.
4.
Solusi yang tepat dan inovatif dari permasalahan sampah di Pasar Simpang Dago
adalah mengembangkan mobil pengolah sampah. Selain mengurangi timbunan sampah,
solusi ini juga bisa sekaligus mendaur ulang sampah tanpa harus mencari tempat
yang luas. Namun, alangkah baiknya agar penumpukan sampahnya tidak diletakkan
di daerah pemukiman atau pasar agar tidak menganggu aktivitas dan kenyamanan
masyarakat sekitar.
link:
lilink
SOLUSI ALTERNATIF PERMASALAHAN SAMPAH DI
PASAR SIMPANG DAGO
Observasi dilakukan dengan mengunjungi tempat yang diidentifikasi memiliki pengelolaan sampah yang kurang baik. Tempat yang kami pilih adalah di Pasar Simpang Dago, Bandung. Kami memotret bukti-bukti real dari pengelolaan sampah yang kurang baik tersebut dengan menggunakan handphone.
Wawancara dilakukan di Pasar Simpang Dago. Kami mewawancarai dua orang, yaitu tukang reparasi arloji dan tukang parkir. Alat yang digunakan adalah handphone untuk merekam hasil wawancara.
Narasumber pertama adalah tukang reparasi arloji, yaitu Bapak Robi. Berikut adalah dokumentasi dengan Bapak Robi.
Kendala yang kami dapatkan selama melakukan penelitian adalah penyesuaian jadwal yang terbatas, menemukan orang yang bersedia diwawancarai, dan pemilihan tempat observasi strategis yang memiliki masalah pengolahan sampah.
Pengumpulan data ini dilakukan untuk mengetahui penyebab masalah sampah terjadi di Pasar Simpang Dago, dampak yang ditimbulkan, dan peran masyarakat dalam pengelolaan sampah.
lilink